Inseminasi Intrauterin (IUI) merupakan prosedur reproduksi berbantuan yang bersifat minimal invasif, di mana sperma yang telah melalui proses seleksi dimasukkan langsung ke dalam rahim. Metode ini umumnya menjadi langkah awal dalam program kehamilan dengan bantuan medis
Inseminasi Intrauterin (IUI) atau yang juga dikenal sebagai Inseminasi Buatan adalah prosedur kesuburan yang sederhana dan minim invasif. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang telah melalui proses seleksi langsung ke dalam rahim pada waktu ovulasi, guna meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.
IUI sering menjadi pilihan pertama dalam program kehamilan berbantuan, terutama bagi individu atau pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami.
Keberhasilan IUI tergantung pada usia, penyebab infertilitas, kualitas sperma, dan kesehatan reproduksi wanita. Rata-rata tingkat keberhasilan berkisar antara 10–20% per siklus.
1. Evaluasi Awal Pasangan
Pemeriksaan hormonal wanita (FSH, LH, estradiol, AMH)
USG transvaginal untuk melihat ovarium dan rahim
Analisis sperma pria (jumlah, motilitas, morfologi)
Pemeriksaan tuba dengan HSG (opsional)
2. Stimulasi Ovulasi
Obat: Clomiphene Citrate, Letrozole, atau kombinasi gonadotropin
Tujuan: menumbuhkan 1–2 folikel matang
Pemantauan: USG serial dimulai hari ke-8 atau ke-10 siklus
3. Pencetus Ovulasi
Hormon HCG diberikan ketika folikel mencapai ukuran matang (18–20 mm)
Ovulasi diperkirakan terjadi 36–40 jam kemudian
4. Persiapan Sperma
Pria ejakulasi di hari inseminasi (atau menggunakan sperma beku)
Sperma dicuci dan diproses (swim-up atau density gradient)
Diambil sperma aktif dan sehat
5. Prosedur Inseminasi
Sperma dimasukkan ke dalam rahim dengan kateter fleksibel
Tidak memerlukan bius; hanya beberapa menit
Pasien istirahat ±15 menit
6. Luteal Support
Diberikan progesteron untuk mendukung fase implantasi (jika perlu)
7. Uji Kehamilan
Dilakukan 14 hari setelah inseminasi